Jumat, 31 Maret 2017
Kamis, 30 Maret 2017
Sistem Koordinasi
Pokok Bahasan Sistem Saraf
Sistem
saraf disusun oleh satuan terkecil yang
disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan
saraf (neuron). Fungsi system saraf adalah sebagai pengatur koordinasi
alat-alat tubuh dan sebagai pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran (Adyana,
2009).
Gambar 1. Saraf manusia
A.
Sel Saraf
Sel saraf atau neuron
merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi
menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa
impuls dari organ ke saraf pusat atau sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan
untuk mendukung neuron melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas
tiga bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan neurit.
Badan sel memiliki
sebuah inti dan didalam sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang
mengandung RNA. Butir-butir Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein.
Dendrit berfungsi untuk menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel.
Sedangkan, neurit berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel
lainnya. Pertemuan antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam
neurit terdapat serabut-serabut halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
diselubungi oleh selaput mielin yang berfungsi melindungi dan memberi makan
neurit. Pada tempat tertentu, terdapat penyempitan yang tidak diselubungi
selaput mielin, disebut nodus ranvier.
Gambar 2. Bagian-bagian sel saraf
Berdasarkan struktur
dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensorik,
motoris, dan konektor (interneuron).
1.
Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
2.
Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls
dari sistem saraf pusat ke kelenjar atau otot.
3.
Neuron Konektor
(Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari
neuron sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang
memiliki banyak dendrit dan akson (multipolar).
B.
Gerak Biasa dan Gerak
Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh
saraf. Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak
biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak reflex
dilakukan diluar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk menghindari
bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron konektor), gerak refleks
dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan refleks tulang belakang. Jika
neuron konektornya terletak di otak disebut refleks otak. Contohnya, gerakan
pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya. Jika
neuron konektornya terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum
tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.
C.
Sistem Saraf Pusat dan
Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat
dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar
(saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).
1.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan
informasi. Seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi
sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis
cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater,
arachnoid, dan duramater.
a)
Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak didalam rongga
tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.
Gambar 3. Otak manusia
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak
kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang
pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar,
otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
(1)
Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500
cm3. Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian
luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea).
Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrite sehingga berwarna putih
(substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan,
dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan yang
manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu: 1) bagian
depan: pusat gerakan otot; 2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan;
3) bagian samping: pusat pendengaran; dan 4) bagian belakang: pusat penglihatan.
(2)
Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons
vasoli dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan
pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat: 1) Talamus, yaitu
bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan mengarahkan
impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls
ke sumsum tulang belakang. 2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu
tubuh, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh.
Gambar 4. Cara kerja otak
(3)
Otak kecil (cerebelum) Otak kecil terletak di bawah otak besar,
di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari.
Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang
disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks)
berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
(4)
Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak
besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya
berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna
putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai
pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Gambar 5. Sumsum lanjutan
b)
Sumsum tulang belakang
(medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas
tulang belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna
kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai
ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu: a) Pusat perantara antara susunan
saraf tepi dan otak; b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak; dan c) Mengatur
gerak refleks tubuh. Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat
seperti gambar kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang
disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari
pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf tersebut
terdapat di sumsum tulang belakang.
Gambar 6. Sumsum tulang belakang
2.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi
terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf
sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak
sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
a)
Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar
(kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara
sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal.
Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang saraf yang keluar
dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala.
Sedangkan, saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
Gambar 7. Saraf spinal
b)
Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi
menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki
susunan dan fungsi yang khas.
(1)
Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar
berupa ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah
leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis. Serabut saraf
simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar
semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung, pankreas,dan
usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
(2)
Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf
yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf simpatik.
Gambar 8. Saraf simpatik dan parasimpati
Saksikan video pembelajaran
Rabu, 29 Maret 2017
Selasa, 28 Maret 2017
Klasifikasi Zat
Kurikulum 2006
Materi : Klasifikasi Zat
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki
sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya
dalam
kehidupan sehari-hari.
KLASIFIKASI ZAT
Materi yang mempunyai sifat-sifat
tertentu yang khas disebut zat. Wujud zat ada tiga macam, yaitu: padat, cair
dan gas. Masing-masing zat tersebut memiliki sifat yang berbeda.
A. Sifat Zat padat, cair dan Gas
Lakukan
percobaan berikut.
Menyelidiki
sifat zat padat, cair dan gas
Siapkan sebuah
kelereng, gelas, piring, air, balon karet, pompa sepeda dan kantong plastic.
Letakkan
kelereng di atas meja, kemudian pindahkan kelereng ke dalam piring. Apakah
bentuk dan volume kelereng berubah? Catatlah data hasil pengamatanmu kedalam
tabel.
Tuangkan air
kedalam sebuah gelas. Amati bentuknya, kemudian catatlah data hasil pengatanmu.
Pindahkan air dari gelas ke dalam piring. Bagaimanakah bentuknya? apakah volume
berubah? Catat data hasil pengatanmu ke dalam tabel.
Tiuplah balon
karet dengan 4 tiupan (atau dengan pompa), kemudian ikatlah balon karet
tersebut. Amati bentuk balon karet. Lakukan hal yang sama tetapi menggunakan
kantong plastic. Apakah bentuk udara dalam balon karet dan bentuk udara dalam
kantong plastic sama? Catatlah data hasil pengamatanmu kedalam tabel.
Tabel.
1 Hasil pengamatan bentuk dan volume pada beberpa zat
Jenis Zat
|
Sifat Zat
|
|
Bentuk
|
Volume
|
|
Zat padat
|
||
Zat Cair
|
||
Gas
|
B. Susunan Partikel pada Zat
Setiap saat kita
selalu bernapas baik diwaktu terjaga maupun pada saat kita tidur. Oksigen yang
kita butuhkan dalam pernapasan berada didalam udara. Kita tidak mengalami
kesulitan pada saat menghirup udara. Pada saat kita berjalan, kita selalu dapat
menembus udara. Tetapi, ketika kita berjalan dan terhalang oleh tembok, kita
tidak dapat menembusnya. Mengapa demikian? Bagaimanakah sifat zat padat dan
gas? Bagaimana pula sifat zat cair? Untuk memahami sifat-sifat zat tersebut
lakukan percobaan berikut ini.
Batu di dalam
gelas yang kemudian kamu jatuhkan diatas meja, bentuknya dan permukaannya
tetap. Partikel-partikel pada batu tersebut tidak dapat terpisahkan walaupun
tempatnya berubah. Hal ini terjadi karena susunan partikel batu sangat rapat
dengan gaya tarik antarpartikel yang sangat kuat, lihat gambar 1. Untuk memisahkan
antarpartikel pada batu tersebut diperlukan gaya yang sangat besar, misalnya
memukulnya dengan palu yang besar.
Sesaat setelah
air di dalam gelas ditumpahkan di permukaan meja, air mengalir ke segala arah
sehingga permukaannya melebar. Partikel-partikel air yang terletak di permukaan
meja tersebut lebih mudah terpisah karena gaya tarik antarpartikelnya lemah,
tetapi jarak antarpartikel selalu tetap sehingga volumenya selalu tetap. Air
yang berada di permukaan meja mudah mengalir ke segala arah disebabkan gerak
partikel-partikel air lebih bebas daripada partikel zat padat, lihat gambar 2.. Gaya tarik
antarpartikel dalam air lemah sehingga air mudah dipisahkan dari kelompoknya.
Hal ini juga berlaku untuk zat cair lainnya.
Pada saat kamu
menghirup udara pernapasan, kamu tidak merasa kesullitan karena udara dengan
mudah dapat masuk dan keluar dari saluran pernapasanmu. Hal ini membuktikan
bahwa partikel-partikel gas dapat bergerak lebih bebas dan cepat daripada
partikel zat padat dan zar cair. Jarak antarpartikel pada gas sangat renggang
sehingga volumenya mudah berubah, sesuai dengan wadah yang ditempati oleh gas
tersebut, lihat gambar 3. Akibatnya, gas mudah mengalir. Gaya tarik antarpartikel dalam gas
sangat lemah sehingga gas mudah ditembus.
C. Perubahan Wujud Zat
Setiap zat
memiliki sifat yang berbeda. Hal ini telah kamu pelajari melalui pengamatan
pada kegiatan diatas. Suatu zat ketika dipanaskan maka kemungkinannya akan
mengalami kenaikan suhu, perubahan wujud, atau pemuaian. Pada bab ini kamu akan
mempelajari lebih lanjut pembelajaran tentang perubahan wujud zat, sedangkan
pembelajaran tentang kenaikan suhu dan pemuaian akan kamu pelajari pada bab
berikutnya.
Perubahan zat
sebenarnya dipengaruhi oleh kalor. Kalor (panas) pada benda, ada kalanya
melepas kalor atau menerima kalor. Untuk lebih mudah memahami materi perubahan
wuzud zat, perhatikan gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4. Perubahan wujud zat
D. Adhesi dan Kohesi
Pernah kamu
memperhatikan benda-benda yang ada di rumahmu? Benda-benda tersebut warnanya
bermacam-macam bukan? Warna benda-benda yang ada di rumahmu diantaranya karena benda
tersebut dicat. Mengapa cat dapat menempel pada berbagai macam benda baik yang
terbuat dari tembok, kayu, besi maupun logam-logam yang lain?
Partikel-partikel
zat padat dan partikel-partikel zat cair dapat mengadakan suatu ikatan,
sehingga terjadi gaya tarik-menarik. Cat dapat menempel pada kayu dan besi
karena antara partikel-partikel cat dan partikel-partikel kayu atau besi
terjadi gaya tarik menarik. Peristiwa ini disebut dengan adhesi. Dengan
demikian, adhesi adalah gaya
tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Contoh adhesi, partikel air dengan daun, cat dengan kayu atau tembok, dan sebagainya.
Partikel-partikel
yang sejenis dalam zat padat membentuk
suatu ikatan yang kuat sehingga membentuk benda padat. Didalam kayu atau besi
terjadi gaya tarik-menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang kuat. Demikian
juga pada zat cair, dalam suatu zat cair terjadi suatu ikatan
antarmolekul zat cair yang membentuk ikatan. Peristiwa ini disebut dengan
kohesi. Kohesi adalah gaya
tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang terjadi dalam
zat padat lebih kuat dibanding kohesi dalam zat cair, itulah sebabnya
molekul-molekul zat padat lebih sukar dipisahkan dibanding
molekul-molekul zat cair. Sedangkan kohesi yang paling lemah terjadi pada gas,
sehingga gas sangat mudah untuk dipisahkan.
Gambar 5. Kohesi partikel air lebih tinggi
Contoh kohesi air lebih tinggi daripada adhesi lihat gambar 5. Partikel zat cair cenderung ditahan oleh gaya
antarmolekul yang lemah dibandingkan akan bergerak bebas. Zat cair juga
mempunyai gaya kohesif yang besar sehingga kalian bisa melihat air tertahan
membentuk bukatan pada ujung ujung daun setelah hujan.
Gambar 5. Kohesi partikel air lebih tinggi
E. Meniskus
Gaya
tarik-menarik antarmolekul zat cair dapat mengakibatkan terjadinya tegangan permukaan pada zat cair.
Tegangan permukaan menyebabkan serangga-serangga kecil, seperti nyamuk, dapat
berdiri diatas air. Pada saat zat cair dituangkan ke dalam tabung, permukaannya
akan berbentuk cekung atau cembung. Bentuk permukaan zat cair dalam tabung ini
disebut meniskus. Dengan demikian,
meniscus ada dua macam, yaitu: meniscus cekung dan meniscus cembung.
Permukaan air
dalam tabung reaksi berbentuk cekung. Hal ini disebabkan terjadi adhesi antara
molekul-molekul air dalam tabung dengan molekul-molekul tabung reaksi. Hal ini
menunjukkan bahwa adhesi antara molekul-molekul air dengan molekul-molekul
dinding tabung lebih besar daripada kohesi molekul-molekul air sehingga
sebagian molekul air tertarik oleh dinding tabung. Akibatnya, permukaan air
yang menempel pada dinding tabung lebih tinggi daripada permukaan air yang
lain.
Air yang berada
di dalam tabung reaksi yang telah diolesi dengan minyak goreng tidak membasahi
dinding tabung. Permukaan air dalam tabung tersebut membentuk meniscus cembung.
Hal ini terjadi karena kohesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada
adhesi antara molekul-molekul air dengan molekul-molekul minyak goring,
sehingga sebagian molekul air terlepas dari dinding tabung. Akibatnya,
permukaan air membentuk meniscus cembung. Raksa (merkuri) yang digunakan
sebagai pengisi thermometer juga tidak membasahi dinding tabung/ kaca, sehingga
raksa yang berada di dalam tabung kaca juga membentuk meniscus cembung. Lihat seperti pada gambar 6, meniskus cekung dan cembung.
Gambar 6. Meniskus cekung dan cembung
Lihat video pembelajaran.....