Pokok Bahasan Sistem Saraf
Sistem
saraf disusun oleh satuan terkecil yang
disebut sel saraf. Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan
saraf (neuron). Fungsi system saraf adalah sebagai pengatur koordinasi
alat-alat tubuh dan sebagai pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran (Adyana,
2009).
Gambar 1. Saraf manusia
A.
Sel Saraf
Sel saraf atau neuron
merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi
menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa
impuls dari organ ke saraf pusat atau sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan
untuk mendukung neuron melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas
tiga bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan neurit.
Badan sel memiliki
sebuah inti dan didalam sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang
mengandung RNA. Butir-butir Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein.
Dendrit berfungsi untuk menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel.
Sedangkan, neurit berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel
lainnya. Pertemuan antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam
neurit terdapat serabut-serabut halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
diselubungi oleh selaput mielin yang berfungsi melindungi dan memberi makan
neurit. Pada tempat tertentu, terdapat penyempitan yang tidak diselubungi
selaput mielin, disebut nodus ranvier.
Gambar 2. Bagian-bagian sel saraf
Berdasarkan struktur
dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensorik,
motoris, dan konektor (interneuron).
1.
Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
2.
Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls
dari sistem saraf pusat ke kelenjar atau otot.
3.
Neuron Konektor
(Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari
neuron sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang
memiliki banyak dendrit dan akson (multipolar).
B.
Gerak Biasa dan Gerak
Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh
saraf. Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak
biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak reflex
dilakukan diluar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk menghindari
bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron konektor), gerak refleks
dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan refleks tulang belakang. Jika
neuron konektornya terletak di otak disebut refleks otak. Contohnya, gerakan
pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya. Jika
neuron konektornya terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum
tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.
C.
Sistem Saraf Pusat dan
Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat
dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar
(saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).
1.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan
informasi. Seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi
sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis
cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater,
arachnoid, dan duramater.
a)
Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak didalam rongga
tengkorak. Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.
Gambar 3. Otak manusia
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak
kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang
pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar,
otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
(1)
Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500
cm3. Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian
luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea).
Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrite sehingga berwarna putih
(substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan,
dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan yang
manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu: 1) bagian
depan: pusat gerakan otot; 2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan;
3) bagian samping: pusat pendengaran; dan 4) bagian belakang: pusat penglihatan.
(2)
Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons
vasoli dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan
pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat: 1) Talamus, yaitu
bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan mengarahkan
impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari impuls
ke sumsum tulang belakang. 2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu
tubuh, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh.
Gambar 4. Cara kerja otak
(3)
Otak kecil (cerebelum) Otak kecil terletak di bawah otak besar,
di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari.
Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang
disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks)
berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
(4)
Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak
besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya
berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna
putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai
pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Gambar 5. Sumsum lanjutan
b)
Sumsum tulang belakang
(medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas
tulang belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna
kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher sampai
ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu: a) Pusat perantara antara susunan
saraf tepi dan otak; b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak; dan c) Mengatur
gerak refleks tubuh. Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat
seperti gambar kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang
disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari
pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf tersebut
terdapat di sumsum tulang belakang.
Gambar 6. Sumsum tulang belakang
2.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi
terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf
sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak
sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
a)
Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar
(kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara
sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal.
Sistem saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang saraf yang keluar
dari otak. Saraf kranial berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala.
Sedangkan, saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang.
Gambar 7. Saraf spinal
b)
Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi
menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki
susunan dan fungsi yang khas.
(1)
Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar
berupa ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah
leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis. Serabut saraf
simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak sadar
semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung, pankreas,dan
usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
(2)
Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf
yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf simpatik.
Gambar 8. Saraf simpatik dan parasimpati
Saksikan video pembelajaran
0 komentar:
Posting Komentar